Assalammualaikum Wr wb! Good Morning!!!
Today.. i would like to give the brief explanation of root canal treatment or endodontic treatment, but let me deliver it in Bahasa Indonesia. This was my post on CeritaPasienRio.Com will a little changes.
Ya, kali ini saya ingin menulis beberapa ulasan tentang perawatan saluran akar, semua dokter gigi pasti sudah bisa melakukan ini karena tak akan mungkin bisa lulus jadi dokter gigi tanpa lulus bagian konservasi gigi kan, hehe.. namun, disini saya tidak akan membahas tentang teori, hanya beberapa hal yang berusaha mengingatkan tentang perawatan saluran akar, artikel ini khusus dokter gigi tentunya.. 🙂
Sekilas Tentang Prosedur…
Perawatan endodontik adalah adalah prosedur yang digunakan untuk mempertahankan kesehatan pulpa gigi dan jaringan periapeks, dan perawatan pulpa yang telah terinfeksi agar giginya tetap dapat berfungsi dengan baik.
Prosedur perawatan saluran akar meliputi preparasi akses kavitas, preparasi saluran akar, dan pengisian saluran akar. Preparasi saluran akar meliputi pembersihan dan pembentukan saluran akar untuk bisa dipersiapakan untuk dilakukan pengisian (obturasi) saluran akar.
Pembersihan adalah upaya membersihkan saluran akar dari pulpa nekrotik, mikroba, debris, serbuk dentin, material pengisi, dan material lainnya di dalam saluran akar, sedangkan pembentukan adalah upaya membentuk saluran akar agar mempunyai akses lurus, berbentuk corong dan mempertahankan daerah apeks sehingga pengisiannya akan baik dan dapat mengisi saluran akar lateral. Pengisian saluran akar adalah tahap mengisi saluran akar yang telah dilakukan preparasi saluran akar secara hermetis (kedap air dan udara) tiga dimensi.
Tujuan Biologis dan Mekanis…
Tujuan biologis dari preparasi saluran akar adalah menghilangkan semua sisa-sia zat organik dan iritan di dalam saluran akar sampai jumlah yang tidak signifikan untuk menyebabkan infeksi.
Tujuan mekanis adalah membentuk saluran akar dengan bentuk yang corong ke arah apikal secara kontinu; mempertahankan lengkung anatomi saluran akar; mempertahankan letak foramen apikal; dan tidak membesarkan diameter foramen apikal.
Preparasi dan pengisian saluran akar harus berada di dalam saluran akar, yaitu berakhir di pertauan sementum-dentin (cemento-dentinal junction, CDJ) yang biasanya berdekatan dengan konstriksi apikal, karena disini terdapat transisi antara jaringan pulpa dan jaringan periodonsium.
Namun, lokasi ini tidak konstan, hanya bisa ditentukan dengan pemeriksaan histologi. Letak pertautan dentin-sementum memiliki variasi morfologi yang beragam4 dan tidak bisa dideteksi dengan radiograf. Seiring bertambahnya umur, terjadi deposisi sementum, sehingga lokasinya bisa berubah bila diukur dari foramen apikal. Namun, letak konstriksi apikal lebih konsisten dan mudah diperkirakan dibandingkan pertautan dentin-sementum. Oleh karena itu, secara klinis penentuan panjang kerja terletak pada bagian tersempit dari foramen apikal yaitu di konstriksi apikal.
Banyak penelitian mengenai pengukuran letak konstriksi apikal berdasarkan foramen apikal:
1. Chapman dkk dalam penelitiannya melaporkan bahwa 98% dari gigi yang diperiksa tampak bahwa letak CDJ ke foramen apikal sekitar 0,5-1 mm.
2. Dummer dkk menyatakan bahwa rerata jarak antara ujung akar dengan konstriksi apikal adalah 0,89 mm dan jarak antara ujung akar dengan foramen apikal adalah 0,39 mm
3. Burch dkk, jarak antara formen apikal terhadap ujung apeks adalah sekitar 0,59 mm
4. Green dkk bahwa jarak foramen apikal terhadap ujung apeks akar gigi adalah sekitar 0,3-0,5 mm.
Tingkat Keberhasilan…
Tingkat kesuksesan perawatan endodontik untuk gigi tanpa kelainan periapikal adalah 96%, sedangkan untuk gigi dengan kelainan periapikal adalah sekitar 86%, tingkat keberhasilan tersebut berhubungan dengan kemampuan operator untuk bisa melakukan instrumentasi dan pengisian saluran akar sepanjang kerja.
Kegagalan perawatan saluran akar akan menyebabkan penurunan tingkat keberhasilan perawatan ulang saluran akar sampai dengan 74%, hal ini dipengaruhi oleh adanya perubahan flora mikroba dalam saluran akar, adanya infeksi ulang dan besarnya lesi periapeks akan berpengaruh buruk terhadap prognosis perawatan.
naah.. yang harus menadi perhatian adalah bahwa Perawatan saluran akar merupakan tindakan yang dilakukan setelah mendapatkan diagnosis yang jelas, karena sesungguhnya infeksi pada pulpa tidak serta merta berjalan dari proses karies saja, bagaimana jika infeksi itu terjadi pada jaringan periodontal yang membuat pulpa menjadi nekrosis?
Jadi… memang contoh kasus diatas adalah sekelumit dari buanyaaaaaaak sekali kasus-kasus di bidang konservasi gigi.
penegakan diagnosis adalah nomor 1, karena itu lah yang menentukan perawatan. setiap perawatan pasti punya tujuan perawatan, naaah.. kalau tidak tahu tujuan perawatan kan repot.. 🙂
akhir kata… semoga kita semua bisa memberikan perawatan yang terbaik untuk pasien kita, senagaimana halnya kita ingin mendapatkan perawatan yang terbaik dari dokter yang merawat kita..
keep UP the GOOD WORK!!
keep on Sharing,
TETAP SEMANGAT…!!!
Wassalammualaikum Wr Wb..
-drg. Rio Suryantoro, Sp.KG-